kulas.id/ – Wakil Bupati Pidie Alzaizi mengajak seluruh masyarakat menjadikan momentum Khanduri Laot sebagai komitmen bersama menjaga laut, melestarikan adat, dan menegakkan syariat Islam demi kemaslahatan Pidie.
“Laut adalah amanah, jika kita jaga dengan adat, aturan, dan syariat, maka ia akan menjadi sumber keberkahan rejeki. Tetapi jika kita rusak, laut justru mendatangkan bala dan murka Allah,” sebut Alzaizi dalam sambutannya saat kenduri laut di bibir Pantai Pelangi, Sigli, Jumat (19/9).
Dia mengatakan, Khanduri Laot bukan sekadar perayaan, tetapi merupakan wujud rasa syukur atas rezeki melimpah dari laut yang menjadi sumber kehidupan nelayan.
Laut dan masyarakat Pidie adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Laut bukan hanya sumber ekonomi, tetapi juga identitas dan budaya yang sudah mengakar sejak lama. Karena itu, menjaga laut berarti menjaga keberlangsungan hidup dan peradaban masyarakat Pidie.
Wabup Alzaizi juga menekankan pentingnya peran Lembaga Hukom Adat Laot yang dipimpin oleh Panglima Laot, lembaga tersebut tidak hanya mengatur teknis nelayan, melainkan juga menjaga akhlak, syariat, serta harmoni sosial masyarakat pesisir.
Aturan adat seperti pantangan melaut pada hari tertentu, larangan penggunaan alat tangkap merusak, hingga kewajiban tolong-menolong disebutnya selaras dengan nilai Islam.
Ia mengingatkan bahwa laut kini menghadapi tantangan serius, mulai dari pencemaran hingga eksploitasi berlebihan. Karena itu, Alzaizi mengajak seluruh pihak untuk bersatu menjaga kelestarian laut sebagai amanah kepada anak cucu.
Sementara Panglima Laot Pidie, Marfian menyampaikan terimakasih atas kepedulian pemerintah dan berharap dapat terus memperhatikan kesejahteraan hidup nelayan.
“Kami berharap dukungan dan kepedulian pemerintah dalam mendukung peningkatan perekonomian nelayan yang mengantungkan hidupnya dari laut,” ujarnya.
Khanduri Laot yang merupakan rangkaian hari jadi Pidie yang ke – 514 tersebut juga memberikan santunan kepada sejumlah anak yatim dari nelayan Pidie.